Masjid Baiturrahman


Masjid Sultan Mosque Baiturrahman is the pride of the people of Aceh and is one of the most beautiful mosques in Southeast Asia which has a shape and beautiful carvings, and a large yard. Masjid ini berada di pusat Kota Banda Aceh. The mosque is located in downtown Banda Aceh. Dahulu merupakan masjid Kesultanan Aceh, dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Formerly a Sultanate of Aceh mosque, built during the Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada masa itu masjid ini dijadikan sebagai pusat pendidikan ilmu agama Islam. At that time the mosque was used as a center of Islamic religious science education.
Pada masa penjajahan Belanda, masjid ini merupakan markas pertahanan rakyat Aceh. In the Dutch colonial era, this mosque is the headquarters of defense of the people of Aceh. Pada saat terjadi perang aceh tahun 1873, masjid ini dibakar oleh tentara Belanda. At aceh war in 1873, the mosque was burned by the Dutch army. Dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang. In the event that killed Maj. Khohler later immortalized the place shooting at a small monument under the tree ketapan / geulumpang. Namun kemudian pada tahun 1879 dibangun kembali oleh Pemerintah kolonial Belanda, Gubernur Jenderal Van Lansberge. However, in 1879 and then rebuilt by the Dutch colonial government, the Governor-General Van Lansberge.
Sampai saat ini Masjid Baiturrahman telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan, sehingga luas area Masjid Raya Baiturrahman menjadi ± 4 Ha. Until now Baiturrahman Mosque has undergone five times a renovation and expansion, so the area Masjid Raya Baiturrahman a ± 4 ha. Masjid ini dapat menampung hingga 9000 jamaah. This mosque can accommodate up to 9000 pilgrims.

No comments:

Post a Comment